PENDAHULUAN
Motivasi
memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua
dapat memberikan stimulus yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam merekaakan
timbul dorongan berupa motivasi untuk belajar lebih baik.
Sukses dilandasi pada dua hal yaitu kemampuan dan kemauan. Saat orang ingin sukses berarti orang tersebut akan
memiliki kemauan dan kemampuan yang telah diasahnya demi mencapai apa yang ia
inginkan. Sukses para siswa ini sangat dipengaruhi seberapa besar motivasinya
dan seberapa baik pengajaran guru di sekolah.
Pengajaran
guru di dalam kelas mempengaruhi siswanya. Pengajaran yang baik akan membuat
siswa-siswanya memahami pelajaran. Dalam hal ini kami akan melihat bagaimana
pengajaran yang diberikan guru pada siswanya saat didalam kelas.
Dari berbagai alasan itulah kami melakukan observasi di sekolah SMK TRITECH
INFORMATIKA ini. Kami ingin melihat “Adakah dan apakah motivasi siswa/siswi
dalam proses pembelajaran di sekolah dan bagaimana proses pengajaran
berlangsung?”.
LANDASAN
TEORI
Dalam
proses belajar mengajar pastilah didorong oleh motivasi. Berdasarkan buku
(Santrock,J.W. 2008. Psikologi pendidikan), motivasi adalah proses yang memberi
semangat, arah, dan kegigihan perilaku.
Perspektif
tentang motivasi
1.
Perspektif
Behavioral. Menekankan imbalan dan hukuman eksternal
sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau
stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid. Hal ini
dapat menambah minat dan kesenangan pada pelajar, dan mengarahkan perhatian
pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat.
2.
Perspektif
Humanistis. Menekankan pada kapasitas murid untuk
mengemangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Dan kualitas
positif seperti peka terhadap orang lain. Menurut hierarki kebutuhan, Abraham
Maslow mengurutkan kebutuhan individual yang harus dipuaskan sebagai berikut :
3.
Perspektif
Kognitif. Pemikiran
murid akan memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus pada ide-ide seperti
motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribut mereka dan keyakinan
mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efktif.
4.
Perspektif
Sosial. Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif
untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Kebutuhan ifliasi murid
tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu dengan teman, kawan
dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan
yang positif dengan guru.
Motivasi Untuk Meraih Sesuatu
1.
Motivasi
ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain. Dimana motivasi ini sering dipengaruhi oleh
insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman
2.
Motivasi
intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu
demi sesuatu itu sendiri. Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian
karena dia senang dengan pelajaran itu.
Selain
motivasi perkembangan pendidikan di sekolah berdampak pada makin banyaknya
menajemen kelas yang beragam.Perkembangan inilah yang mempengaruhi berbagai
perencanaan dan intruksi pengajaran di kelas demi mencapai tujuan tiap
pelajaran.
Berdasarkan buku (Santrock, J.W. 2008. Psikologi pendidikan) ada 2
perancanaan dan intruksi dalam pembelajaran agar menejemen kelas itu bisa
berjalan baik di sekolah dan di kelas, yaitu :
1.
TEACHER CENTERED
Teacher Centered memusatkan guru
sebagai sumber dari ilmu.Dan perencanaan ini memiliki ciri-ciri semua dikontrol
dan diarahkan oleh guru, ekspektasi guru yang tinggi atatas kemajuan murid,
maksimalisasi waktu yang dihabuiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan
usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid.
Tiga
alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan teacher-centered.
a.
Menciptakan sasaran behavioral
Sasaran behavioral adalah pernyataan
tentang perubahan yang diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja. Menurut
Robert Mager (1962), Mager percaya bahwa sasaran behavioral harus mengandung
tiga bagian :
·
Perilaku
murid. Fokus pada apa yang akan dipelajari atau dilakukan
murid.
·
dimana
perilaku terjadi. Menyatakan bagaimana perilaku akan di
evaluasi atau dites.
·
Kondisi
Kriteria kinerja. Menentukan level kinerja yang dapat
diterima.
b. Menyusun taksonomi intruksional
Taksonomi adalah sisitem klasifikasi.Taksonomi bloom
dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan kawan-kawannya (1956). Taksonomi ini
mengklasifasikan sasaran pendidikan menjadi tiga domain : kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Domain
kognitif.
Taksonomi Kognitif Bloom mengandung enam sasaran (Bloom dkk., 1956):
-Pengetahuan.
-Pemahaman.
-Aplikasi.
-Analisis.
-Sintesis.
-Evaluasi.
Domain Afektif
Taksonomi afektif terdiri dari lima sasaran yang berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas (Krathwohl, Bloom, & Masia, 1964). Masing-masing dari lima sasaran itu mensyartkan agar murid menunjukkan tingkat komitmen atau intensitas emosional tertentu:
-Penerimaan.
-Respons.
-Menghargai.
-Pengorganisasian.
-Menghargai karakterisasi
Domain Psikomotor.
Sasaran psikomotor menurut Bloom adalah:
- Gerak refleks.
- Gerak fundamental dasar.
- Kemampuan perseptual.
- Kemampuan fisik.
- Gerakan terlatih.
- Perilaku nondiskusif.
Instruksi Langsung
Fokus instruksi langsung adalah aktivitas akademik; materi non-akademik (seperti mainan, game, dan teka teki) cenderung tidak dipakai; interaksi murid-guru (seperti percakapan atau perhatian tentang diri atau pribadi) juga tidak begitu ditekankan.
Taksonomi Kognitif Bloom mengandung enam sasaran (Bloom dkk., 1956):
-Pengetahuan.
-Pemahaman.
-Aplikasi.
-Analisis.
-Sintesis.
-Evaluasi.
Domain Afektif
Taksonomi afektif terdiri dari lima sasaran yang berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas (Krathwohl, Bloom, & Masia, 1964). Masing-masing dari lima sasaran itu mensyartkan agar murid menunjukkan tingkat komitmen atau intensitas emosional tertentu:
-Penerimaan.
-Respons.
-Menghargai.
-Pengorganisasian.
-Menghargai karakterisasi
Domain Psikomotor.
Sasaran psikomotor menurut Bloom adalah:
- Gerak refleks.
- Gerak fundamental dasar.
- Kemampuan perseptual.
- Kemampuan fisik.
- Gerakan terlatih.
- Perilaku nondiskusif.
Instruksi Langsung
Fokus instruksi langsung adalah aktivitas akademik; materi non-akademik (seperti mainan, game, dan teka teki) cenderung tidak dipakai; interaksi murid-guru (seperti percakapan atau perhatian tentang diri atau pribadi) juga tidak begitu ditekankan.
2. LEARNER CENTERED
Instruksi dan
perencanaan learner-centered adalah pada siswa, bukan guru.Dalam sebuah studi,
persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran yang posesif dan hubungan
interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting yang memperkuat
motivasi dan prestasi murid (McCombs, 2001; McCombs & Quiat, 2001).
Learner-Centered Principles Work Group (1997) percaya bahwa selama dekade yang lalu riset psikologi yang relevan dengan pendidikan telah memberikan banyak informasi, dan meningkatkan pemahaman kita tentang aspek kognitif, emosional dan kontekstual dari pembelajaran.Kelompok kerja ini mengatakan bahwa prinsip psikologi learner-centered yang mereka usulkan telah didukung secara luas dan semakin banyak diadopsi di banyak kelas.
Beberapa Strategi Instruksional Learner-Centered
Pembelajaran Berbasis Problem.
Pembelajaran berbasis problem menekankan pada pemecahan problem kehidupan nyata. Kurikulum berbasis problem akan memberi problem rill kepada murid, yakni problem yang muncul dalam kehidupan sehari-hari (Jones, Rasmussen, & Moffitt, 1997).
Pendekatan berbasis problem adalah pendekatan learner-centered.Dalam pembelajaran berbasis problem, perencanaan dan instruksinya sangat berbeda dengan pendekatan teacher-centered.Perencanaan dan instruksi dari guru sering kali menggunakan metode penjelasan dan presentasi dari guru, sedangkan pembelajaran berbasis problem fokusnya adalah pada suatu problem yang harus dipecahkan murid melalui kerja kelompok kecil.
Pertanyaan Esensial.
Pertanyaan esensial adalah pertanyaan yang merefleksikan inti dari kurikulum, hal yang paling penting yang harus dieksplorasi dan dipelajari oleh murid (Jacobs, 1997). Misalnya, dalam satu pelajaran pertanyaan esensialnya adalah: "Apa arti dari terbang?" Murid mengeksplorasi pertanyaan ini dengan memeriksa hewan-hewan mulai dari burung, tawon, ikan, dan pesawat ulang-alik bahkan sampai gagasan bahwa waktu itu "terbang" dan ide juga bisa "terbang". Pertanyaan awal ini kemudian diikuti dengan pertanyaan lain seperti "Bagaimana dan mengapa makhluk terbang di alam?" "Bagaimana penerbangan memengaruhi manusia?" "Bagaimanakah masa depan penerbangan?"
Pembelajaran Penemuan.
Pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah pembelajaran di mana murid menyusun pemahaman sendiri.Pembelajaran penemuan berbeda dengan pendekatan instruksi langsung, di mana guru menjelaskan secara langsung informasi jkepada murid.Dalam pembelajaran penemuan, murid harus mencari tahu sendiri.Pembelajaran penemuan ini berhubungan dengan ide Piaget, yang pernah mengatakan bahwa setiap kali Anda memberi tahu murid, maka murid tidak belajar.
Learner-Centered Principles Work Group (1997) percaya bahwa selama dekade yang lalu riset psikologi yang relevan dengan pendidikan telah memberikan banyak informasi, dan meningkatkan pemahaman kita tentang aspek kognitif, emosional dan kontekstual dari pembelajaran.Kelompok kerja ini mengatakan bahwa prinsip psikologi learner-centered yang mereka usulkan telah didukung secara luas dan semakin banyak diadopsi di banyak kelas.
Beberapa Strategi Instruksional Learner-Centered
Pembelajaran Berbasis Problem.
Pembelajaran berbasis problem menekankan pada pemecahan problem kehidupan nyata. Kurikulum berbasis problem akan memberi problem rill kepada murid, yakni problem yang muncul dalam kehidupan sehari-hari (Jones, Rasmussen, & Moffitt, 1997).
Pendekatan berbasis problem adalah pendekatan learner-centered.Dalam pembelajaran berbasis problem, perencanaan dan instruksinya sangat berbeda dengan pendekatan teacher-centered.Perencanaan dan instruksi dari guru sering kali menggunakan metode penjelasan dan presentasi dari guru, sedangkan pembelajaran berbasis problem fokusnya adalah pada suatu problem yang harus dipecahkan murid melalui kerja kelompok kecil.
Pertanyaan Esensial.
Pertanyaan esensial adalah pertanyaan yang merefleksikan inti dari kurikulum, hal yang paling penting yang harus dieksplorasi dan dipelajari oleh murid (Jacobs, 1997). Misalnya, dalam satu pelajaran pertanyaan esensialnya adalah: "Apa arti dari terbang?" Murid mengeksplorasi pertanyaan ini dengan memeriksa hewan-hewan mulai dari burung, tawon, ikan, dan pesawat ulang-alik bahkan sampai gagasan bahwa waktu itu "terbang" dan ide juga bisa "terbang". Pertanyaan awal ini kemudian diikuti dengan pertanyaan lain seperti "Bagaimana dan mengapa makhluk terbang di alam?" "Bagaimana penerbangan memengaruhi manusia?" "Bagaimanakah masa depan penerbangan?"
Pembelajaran Penemuan.
Pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah pembelajaran di mana murid menyusun pemahaman sendiri.Pembelajaran penemuan berbeda dengan pendekatan instruksi langsung, di mana guru menjelaskan secara langsung informasi jkepada murid.Dalam pembelajaran penemuan, murid harus mencari tahu sendiri.Pembelajaran penemuan ini berhubungan dengan ide Piaget, yang pernah mengatakan bahwa setiap kali Anda memberi tahu murid, maka murid tidak belajar.
Analisis
Data
Data yang kami dapatkan terdiri dari 15 item yang
mencakup 3 Pendekatan dengan
masing-masing pendekatan berjumlah 5 item. Data diolah dengan statistik
deskriptif yaitu untuk mengamati,
mencatat perilaku, dan wawancara. Data ini menggunakan Tendency
central berupa modus. Kesimpulan ditarik
berdasarkan hasil pengamatan peneliti
yang kemudian akan menunjukan bagaimana pendekatan motivasi, Teacher
Centered,dan Learner Centered yang dikembangkan di SMK Informartika Tritech
Medan.
Objek
Atau Subjek
Data diambil disekolah SMK Informatika Tritech
dengan subjek penelitian adalah seorang
tenaga pendidik ( yang sekaligus adalah wakli kepala sekolah sekolah SMK
Tritech), dan murid SMK Tritech
Medan. Adapun nama Guru yang kami observasi adalah Bapak
Hendra Subastian S.Kom. Ruangan yang dijadikan sebagai sampel (yang diobservasi
) ada dua yaitu, XI TKJ-2 Reguler dan XI TKJ-4 Reguler. Didalam ruangan yang
pertama terdapat 24 siswa dan siswi.Dan ruangan kedua terdapat 20 siswa dan
siswi. Dan ada juga beberapa siswa yang sempat diwawancarai terkait
motivasi memilih untuk masuk ke SMK
tritech dan sistem pengajaran di dalam kelas.
JADWAL PELAKSANAAN
7 Maret 2017 : Penentuan SMK yang akan diobservasi
9 Maret 2017 : Menanyakan kebersediaan SMK untuk
diobservasi
15 Maret 2017 :
Pengetikan surat izin sementara untuk akademik
24 Maret 2017 :
Pengantaran surat izin sementara ke akademik
27 Maret 2017 :
Pengambilan surat izin resmi
31 Maret 2017 : Melakukan penelitian di SMK Tritech
1
April 2017 : Melakukan analisis data
KALULASI
BIAYA
Biaya
transportasi : Rp. 50.000,00
PELAKSANAAN
Penelitian dilakukan pada tanggal
31 Maret 2017 ke sekolah SMK Tritech Informatika . Kelompok berangkat dari
rumah masing-masing dan titik kumpul di fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara dan kumpul pada pukul 07.30wib .dan sampai disekolah SMK tersebut pada
pukul 10.00 wib . Sebelum memasuki sekolah,kelompok terlebih dahulu meminta
izin kepada Satpam untuk bertemu dengan kepala sekolah SMK tersebut. Setelah
itu kelompok menjumpai kepala sekolah untuk kembali meminta izin. Lalu kami
diminta untuk menunggu sebentar, ternyata kami hanya diperbolehkan 3 orang
untuk memasuki ruangan yang diobservasi, tidak boleh sekaligus ramai-ramai,tetapi
harus bergiliran. Setelah itu kami disuruh naik kelantai 2 untuk memasuki kelas
11,berhubung karena anak kelas 12 sedang persiapan Ujian Nasional. Setelah kami
naik kelantai 2 ternyata kelas yang ingin kami observasi sedang beristirahat.
Setelah bel masuk bunyi,kami pun memasuki ruangan dan mulai melakukan
observasi. Kami juga mewawancarai siswa maupun guru yang berada diruangan
tersebut. Begitulah proses sampai semua anggota kelompok observasi bergiliran
memasuki kelas. Setelah selesai mengobservasi kelas tersebut.Kami mengucapkan
terimakasih kepada guru dan siswa yang ada dikelas tersebut.Setelah selesai
anggota kelompok pun keluar dari kelas dan menjumpai kembali kepala
sekolah.Kami pun berjabat tangan dan melakukan foto bersama. Setelah keluar
ruangan kepala sekolah , anggota kelompok pun mengabadikan beberapa foto
didalam dan disekitar sekolah.
LAPORAN
Hasil Wawancara
Dari wawancara yang dilakukan kepada sampel
guru pengajar dan para siswa siswi SMK
Tritech didapatkan hasil sebagai berikut
:
1.
Guru yg mengajar : Hendra Subastian S.kom
a. Motivasi mengajar :
untuk mengembangkan materi yang sudah
ia dapat dan belajar lebih jauh tentang jaringan.
b. Praktik Pengajaran :
Teacher Center
2.
Beberasa siswa kelas
11.
• Dela
a. Motivasi Belajar di SMK :
untuk menuntut ilmu di
SMK agar dapat langsung kerja. Tapi masih menginginkan untuk kuliah
karena beberapa instansi memerlukan pendidikan akhir minimal
S1 bukan SMK
b. Praktik Pengajaran dikelas :
rata-rata dalam bentuk
ceramah dan kerja kelompok
• Fadhil
a. Motivasi Belajar di SMK :
ingin langsung bekerja
setelah lulus dengan mengutamakan skill yang
dimiliki
b. Praktik Pengajaran Di Kelas:
rata-rata dengan
menggunakan ceramah
• Ridho
a. Motivasi Belajar di SMK :
karena termotivasi
dari keluarganya yang sudah bekerja setelah lulus SMK sehingga ia termotivasi untuk
memilih SMK dibandingkan SMA.
b. Praktik Pengajaran dikelas:
Kebanyakan dalam bentuk kerja kelompok. Namun dibeberapa jurusan
lain lebih
menggunakan ceramah.
• Omsa
a. Motivasi Belajar di SMK :
karena ekonomi, jika
masuk ke SMA ia harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi agar lebih mudah
mendapatkan pekerjaan. Namun karena faktor ekonomi ia lebih memilih SMK karena eskolahnya
lebih ke pelatihan, langsung bisa mencari pekerjaan dengan modal skil yang
sudah ia dapat. Sehingga ia bisa mencari kerja sampingan untuk mendapatkan
uang, agar dia bisa lanjut kuliah dengan uang hasil pekerjaan yang sudah dia
dapat.
b. Praktik Pengajaran dikelas :
Dalam bentuk kerja kelompok dan ceramah. Dan
tergantung pada jurusan apa.
Dikarenakan kami mendengar beberapa sample
menyatakan tiap jurusan memiliki kecenderungan pengajaran yang berbeda, maka
kami melakukan wawancara dengan pertanyaan tentang jurusan-jurusan tersebut.
Kami mendapatkan hasil 5 jurusan dengan kecenderungan pengajarannya
masing-masing :
1. Jurusan Multimedia : Biasanya
seimbang antara ceramah dan praktikum
kelompok
2. RPL ( Rekayasa
Perangkat Lunak ) : Lebih
kepada praktikum kelompok
3. Perbankan Syariah : Biasanya
seimbang antara ceramah dan presentasi
kelompok
4. TKJ ( Teknik
Komputer Jaringan ) : Lebih
kepada praktikum pribadi
5. Akuntansi :
Lebih kepada praktikum pribadi
Hasil Observasi
Ruangan yg di observasi
:
XI TKJ - 2 Reguler( Jumlah murid 24
siswa)
Pada observasi
ini, kami melihat sistem pengajaran menggunakan teknik Teacher Center dengan
metode ceramah.Dan seluruh murid dalam kondisi yang tertib.
XI TKJ - 4 Reguler( Jumlah murid 20 siswa)
Pada observasi
ini kami melihat sistem pengajaran menggunakan teknik Learned Center dengan metode pengerjaan
kelompok. Dan seluruh murid dalam kondisi tertib
Kesimpulan
Pada data
diatas kami menyimpulkan bahwa tiap jurusan memiliki praktik pengajaran di SMK
Tritech pada tiap jurusan berbeda-beda.Hal ini dipengaruhi oleh keperluan dari
pengajaran yang baik dan disesuaikan dengan pelajaran yang ada.
Dan kami dapat
menyimpulkan bahwa murid-murid di SMK Tritech memiliki motivasi belajar
dikarenakan setelah tamat SMK dapat langsung bekerja namun, tidak menutup
keiinginan untuk melanjutkan kuliah agar mendapatkan pekerjaan lebih baik.
DESAIN POSTER
EVALUASI
Dalam melaksanakan tugas Psikologi Pendidikan ini, ada
beberapa hal yang perlu dievaluasi. Kelompok kami terlalu lama mengantaran
surat izin sementara ke akademik,
sehingga jadwal untuk melakukan di SMK Tritech jadi diundur. Lalu jadwal untuk
melakukan penelitian di SMK Tritech kembali harus diundur, karena para siswa/i
di SMK tersebut melaksanakan ujian, sehingga pada akhirnya penelitian baru bisa
dilakukan pada tanggal 31 Maret 2017.
Dihari kami akan melakukan observasi, kami sepakat untuk
pergi bersama-sama ke lokasi dengan berkumpul terlebih dahulu di fakultas
Psikologi USU pada pukul 7.30 WIB. Namun beberapa dari anggota kelompok kami
mengalami keterlambatan karena beberapa hal, sehingga kami baru bisa berangkat
dari fakultas pukul 08.30 WIB dan sampai
dilokasi pada pukul 10.00 WIB.
Dalam melakukan penelitian, terjadi beberapa hal yang
tidak sesuai dengan rencana yang sudah kami susun. Seperti, ternyata
yang diperbolehkan untuk memasuki
ruangan yang diobservasi
hanya 3
orang, tidak boleh sekaligus ramai-ramai,tetapi harus bergiliran. Sehingga kami yang beranggotakan 7 orang dalam
kelompok, harus secara bergantian memasuki ruangan untuk mengobservasi.
Dalam segi pembiayan, semua pengeluaran sesuai dengan
yang dikalkulasikan, yaitu Rp. 50.000,00. Jumlah tersebut merupakan uang
transportasi pulang dan pergi dari fakultas Psikologi USU ke SMK Tritech.
Secara keseluruhan, penelitian yang kami lakukan ini berjalan dengan cukup
lancar. Meskipun terdapat beberapa hal yang menghambat penelitian kami ini, namun
semua nya bisa diatasi dan penelitian ini bisa tetap berjalan
TESTIMONI
1. Rahul
Alexander :
Tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan kali ini
menurut saya sangat menarik, karena dengan tugas ini, kami mendapatkan
pengalaman yang sangat berharga.Yaitu dengan langsung terjun ke sekolah SMK
Tritech untuk menyelesaikan tugas ini.Sungguh-sunggug pengalaman yang luar
biasa.
2. BILLY
FEBRINANDUS SARAGIH
Perasaan saya setelah melakukan observasi di SMK
TRITECH INFORMATIKA adalah merasa senang sekaligus bangga.Mengapa saya bilang
demikian, karena saya mengobservasi SMK yang sangat bagus yang ada di
Medan.Saya juga bisa mengamati perilaku siswa didik yang ada di SMK
tersebut.Sebagai mahasiswa ini pengalaman pertama saya melakukan observasi ke
sekolah dan saya merasa bangga disitu.Saya bisa mengaplikasikan ilmu yang saya
dapat di kuliah dengan mengobservasi siswa didik tersebut, meskipun ilmu yang
saya dapat belum seberapa.Sekali saya mengatakan ini adalah pengalaman yang
sangat berkesan di hidup saya.
3. fitri
Amelia
Dalam merencanakan tugas observasi
disekolah.Ternyata kelompok kami mendapakan tugas observasi disekolah
SMK.Awalnya saya pribadi lebih suka disekolah TK/SD tapi ternyata dapat nya di
SMK gapapa deh. Setelah mendapatkan tugas untuk observasi di sekolah SMK
pertama kami mencari sekolah SMK mana yang mau kami tuju setelah mendapatkannya
kami meminta izin kepada pihak sekolah untuk diobservasi dan kemudian kami
meminta izin kepada kampus untuk mengeluarkan surat bahwa kami ingin melakukan
observasi.
Setelah semua surat selesai dan sudah di izinkan
kami pun memutuskan untuk melakukan observasi pada hari jum’at tanggal
31/03/2017. Kami berangkat dari kampus
pukul 08:30 yang awalnya mau pergi jam 8 terhalang karena go car yang lama.
Setelah di jemput oleh go car kami pun berangkat ke sekolah tersebut. Di dalam
perjalanan kami merasa takut jika nanti tidak berhasil atau pun sukses.
Akhirnya kami tiba disekolah , dan kami pun menuju meja piket untuk registrasi
kelas mana yang boleh di observasi setelah selesai kami pun melakukan observasi
di kelas 11. Rasanya senang juga ada capek nya karna kami juga di suru menunggu
oleh kepala sekolah nya. Dan setelah selesai kami pun kembali ke kampus untuk
mendiskusikan tugas ini.
4. Nur
Anisa Putri
Setelah saya menjalani observasi ke sekolah tersebut
saya mendapatkan pengalaman yang baru, hal yang baru, yang belum pernah saya
lakuin sama sekali. Mulai dari mengobservasi ke sekolah, mewawancarai guru,
tampil di depan anak SMK. Jujur saya
merasa bangga pada diri saya sendiri karena saya mampu menjalankan observasi
tersebut dengan semampu saya.Dari pengalam tersebut saya menjadi orang yang
lebih PD, lebih teliti, dan harus menampilkan hal yg baik, karena penampilan
juga no satu.Ini sungguh pengalaman yang luar biasa buat saya, ilmu saya juga
bertambah, dari hal yang tidak tau menjadi tau.Pendapat saya juga mengenai
sekolah tersebut yaitu sekolahnya cukup nyaman dan bagus.Keadaan kekas jg
tertata dengan rapi, siswa dan siswinya juga ramah.Begitu juga dengan para guru
yang ada.
Saran saya untuk sekolah tersebut adalah agar selalu
menjadi sekolah yang berprestasi agar siswa siswinya tidak kalah bersaing
dengan SMA Negeri yang lainnya.Walaupun skolah tersebut swasta, tapi tidak
kalah bagus dengan sekolah-sekolah yang lainnya.
5. Habibie
Arrasyid
Obeservasi yang dilakukan susah susah mudah, apalagi
dilakukan dengan remaja yang umurnyabtidak jauh berbeda dengan kami. Tapi
dengan observasi ini kami mendapatkan sebuah pembelajaran yang berharga bahwa
tidak mudah mengkondisikan ketika kita berhadapan dengan siswa sma dengan
beragam tingkah laku
6. Iin
Christin
Selama melakukan observasi di SMK Tritech, butuh
kesabaran dan kedisiplinan.Ditengah suasana yang sedang sibuk untuk persiapan
UN kami harus dapat mengobservasi para siswa dan siswi yang ada
disana.Peraturan di SMK Tritech juga cukup ketat, contohnya pemisahan tangga
masuk dan keluar antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan tidak
di izinkan duduk berdekatan dan juga cara berpakaian. Melalui Observasi ini
saya dapat pelajaran baru dan menyenangkan.
7. Khadijah
Zahira Haq
Secara pribadi saya menyukai tugas observasi
ini.Karena saya dapat terjun langsung kelapangan untuk melihat peristiwa nyata
bukan melalui buku. Tapi saya sangat berharap untuk tidak mendapatkan SMK sih.. ya namun takdir berkata lain. Namun,
saya menerima hal ini dan mengerjakannya sepenuh hati saya.Dari sisi pengerjaan
ada senang dan kecewanya. Karena surat izin resmi fakultas yang lama keluar
membuat SMK yang kami tuju hamper membatalkan penerimaan observasi kami. Kepala
sekolahnya jadi menyarankan kami untuk setelah UN saja. Tapi saya bersyukur
memiliki ibu yang peduli dengan saya sehingga ia membantu saya untuk kembali
mendapatkan izin observasi. Dan pada akhirnya kamipun diizinkan.Observasi yang
berjalan di esok harinya sangat memberikan kami kenangan dan pelajaran untuk
pertama kalinya tentang observasi. Dengan guru-guru yang ramah hingga para
murid yang ramah membuat kami nyaman dengan SMK tersebut. Fasilitas yang baik
dari SMK tersebut juga kami rasakan.