Perencanaan instruksional pada Teacher centered dan learner centered
Mengapa diperlukan perencanaan instruksional ?
Sebelum menjawab pertanyaan diatas maka marilah kita mencari tahu dulu apa itu perencanaan instruksional,
Perencanaan Instruksional adalah : Pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pelajaran.
Lalu
apa maksud defenisi diatas ? saat melakukan sesuatu apalagi untuk
melakukan sesuatu yang besar jarang sekali akan berjalan dengan baik
tanpa perencanaan yang matang, perencanaan dibuat agar segala tujuan
yang telah ditetapkan berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.
Dalam hal ini perencanaan yang
dimaksud adalah guru perlu menentukan sikap akan seperti apa dan
bagaimana dia kana mengajar. Beberapa momen instruksional mungkin
berjalan dengan spontan, namun bagaimanapun perncanaan diperlukan agar
pengajaran dilaksanakan dengan cermat dan tidak wasting time untuk
hal-hal yang tidak terlalu menyangkut pada tujuan pengajaran awal.
Selain tiu perencanaan juga berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri
dalam mengajar dan memasukkan topic-topik penting, serta seperti telah
disebutkan untuk memaksimalkan waktu selama mengajar.
Namun,
walaupun perencanaan adalah dimensi utama dari pengajaran yang sukses,
jangan terlalu banyak menyusun rencana. Susunlah rencana yang rapid an
dijalankan, tetapi berlakulah fleksibel; seiring belalunya tahun, bulan,
minggu atau hari, sesuaikan rencana dengan perubahan lingkungan atau
situasi. Kejadian controversial atau topic penting yang belumanda
masukkan rencana mungkin muncul secara tek terduga. Pantau dan ubah
rencana anda seiring brlalunya tahun agar sesuai dengan situasi yang
terus berubah.
Perencanaan pelajaran Teacher centered dan Learned centered
Mana yang lebih efektif Teacher centered atau Learned centered??
Teacher centered sendiri
adalah pembelajaran dikelas yang perencanaan dan instruksi berpusat pada
guru. Dalam metode ini seorang pengajar (baik guru maupun dosen)
sangatlah berperan dalam memberikan bahan ajar untuk murid-muridnya. Ada
tiga alat umum disekolah untuk melaksanakan teacher-centered, yaitu
menciptakan sasaran behavioral (perilaku), menganalisis tugas, dan
menyusun taksonomi intruksional. Disini diartikan bahwa gurulah yang
lebih berperan untuk kelancaran proses belajar mengajar dalam kelas.
Instruksi langsung (direct
instruction) adalah pendekatan teacher-centered yang terstruktur yang
dicirikan oleh arahan dan kontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi atas
kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk
tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh
negatif terhadap murid (Joyce & Weil, 1996). Ada banyak strategi
teacher-centered merefleksikan instruksi langsung yakni guru
mengorientasikan murid pada materi baru, mengajar, menjelaskan dan
mendemonstrasikan, menanyakan dan diskusi, penguasaan pembelajaran,
tugas dikelas, dan pekerjaan rumah.
Kekurangan teracher centered ini adalah :
•
Instruksi dengan model ini sering menghasilkan pembelajaran yang pasif
dan tidak memberi kesempatan yang cukup kepada murid untuk
mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman
•
Metode ini juga dipandang mengahsilkan kelas yang terlalu kaku dan
terstruktur ketat, kurang memerhartikan perkembangan sosioemosional
• lebih menjurus ke pemberian motivasi dari luar ketimbang menumbuhkan motivasi dari dalam.
• terlalu banyak memberikan tugas tertulis, hanya sedikit memberi kesempatan untuk pembellajran dunia nyata
• terlalu sedikit pembelajaran kolaborasi dalam kelompok
Learner-Centered adalah instruksi dan perencanaan kelas yang menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Dalam sebuah studi, persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran yang positif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting yang memperkuat motivasi dan prestasi murid (McCombs, 2001 ; McCombs & Quiat, 2001)
Dalam prinsip pembelajaran
learner-centered muridlah yang dituntut untuk berperan aktif dalam
pembelajran dikelas. Guru hanya sebagai fasilitator yang bertugas
mengarahkan murid, selebihnya murid yang melakukan pembelajaran sendiri,
memahami dan menemukan pengetahuan secara mandiri. Prinsip
learner-centered brisi factor kognitif dan meta kognitif (sifat dari
proses pembelajaran, tujuan pembelajaran, konstruksi pengetahuan,
pemikiran strategis, pemikiran tentang pemikiran dan konteks
pembelajaran) mendorong guru untuk membantu murid secara aktif
mengkontruksi ppemahaman mereka, menetukan tujuan dan rencana, berpikir
mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran mereka, memecahkan problem
dunia nyat, mengembangkan rasa percaya diri yang positiffaktor emosi dan
emotional, motivasi instrinsik untuk belajar, belajar sesuai dengan
level perkembangan, bekerja sama secara efektif dengan orang lain
(termasuk orang yang berbeda latar belakang), mengevaluasi preferensi
mereka, dan memenuhi standar.
kelemahannya adalah pendekatan
ini terlalu memerhatikan proses pembelajaran (seperti belajar secara
kreatif dan kolaboratif) tetapi tidak cukup memerhatikan kandungan
akademiknya (seperti fakta sejarah) (Hirsch, 1996). Selain itu instruksi
learner-centered kurang efektif di level pengajaran awal untuk suatu
pelajaran karena murid belum punya pengetahuan memadai untuk membuat
keputusan tentang apa yang harus mereka pelajari
Nah untuk menjawab efektif atau
tidaknya dua pokok bahasan diatas adalah kita harus menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi pembelajaran Instruksi adakalanya learner-centered
akan lebih baik untuk beberapa pelajaran dibandingkan pelajaran lainnya
(Feng, 1996) seperti ilmu sosial dan kemanusiaan, instruksi ini dapat
bekerja dengan efektif. Namun untuk ilmu matematika dan sains,
pendekatan teacher-centered adalah lebih baik. Jadi agar proses
pengajaran berjalan dengan baik haruslah disesuaikan dengan kondisi yang
ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar