Senin, 03 Juli 2017

BIMBINGAN KONSELING

BIMBINGAN KONSELING

Image result for bimbingan konseling

1.  Tujuan
 Secara khusus bimbingan konseling memiliki tujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, belajar, dan karier. Dari paparan diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan khusus bimbingan konseling adalah membantu siswa untuk menjadi siswa  yang memiliki pribadi sosial yang baik, belajara dengan tekun sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan, dan mampu mendapatkan prestasi yang baik. Dalam aspek tugas perkembangan pribadi sosial, layanan bimbingan konseling membantu siswa agar:

 1 Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
2 Dapat menegembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka  senangi.
3 Membuat pilihan secara sehat
4 Mampu menghargai oranglain
5 Memiliki rasa tanggung jawab
6 Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
7 Dapat menyelesaikan konflik
8 Dapat membuat keputusan secara efektif

2.  Fungsi Bimbingan dan Konseling

Ada beberapa fungsi bimbingan dan konseling
Fungsi pencegahan
Maksud dari fungsi pencegahan adalah bahwa bimbingan konseling merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam hal ini BK membantu anak didiknya untuk agar terhindar dari masalah yang dapat menghambat perkembangan mereka.

Fungsi penyaluran
Dalam pendidikan bimbingan konseling berfungsii sebagai penyaluran maksudnya adalah bahwa bimbingan konseling berfungsi untuk menyalurkan bakat dan minat anak supaya bisa menghasilkan prestasi yang sebaik-baiknya.
Fungsi penyesuaian
Maksud dari bimbingan konseling berfungsi sebagai penyesuaian adalah bahwa pelayanan bimbingan dan penyuluhan berfungsi membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya. Dalam paparan diatas dapat di katakan bahwa bimbingan konseling sebagai penyesuaian  maksudnya adalah bimbingan konseling harus mampu menyesuaikan murid dengan lingkungannya yaitu lingkungan sekolah dan sebagai penyesuaian dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan keadaan siswa.
Fungsi Perbaikan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
Fungsi Fasilitasi
Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
Fungsi Pemeliharaan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
Fungsi Penyesuaian
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

3.  Manfaat Bimbingan dan Konsling
a.Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan konseling tersebut membantu kita untuk menerima setiap sisi yang ada di dalam diri kita.
b.Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat tingkat stress dan depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber stress tersebut serta dibantu pula mencari cara penyelesaian terbaik dari permasalahan yang belum terselesaikan itu.
c.Bimbingan konseling membantu kita untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
d.Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya bimbinga konseling.

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

          
 Image result for pendidikan anak berkebutuhan khusus
 
  Dahulu istilah “ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah tersebut dibedakan. Disability adalah keterbatan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang ditunjukkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Kondisi ini boleh ajdi disebabkan oleh masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap orang itu sendiri.
            Para pendidik lebih sering menggunakan istilah “children with disabilities” (anak yang menderita gangguan/ketidakmampuan) ketimbang “disabled children” (anak cacat). Tujuannya adalah member penekanan pada anaknya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita ketidakmampuan juga tidak lagi disebut sebagai “handicapped” (penyandang cacat), walaupun istilah handicapping condition masih digunakan untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan hambatan fungsi dari seseorang yang mengalami ketidakmampuan.  Misalnya, ketika anak yang menggunakan istilah kursi roda tidak memiliki akses yang memadai untuk ke kamar mandi, transportasi, dan sebagainya, maka ini disebut sebagai handcapping condition. Kita akan mengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan sebagai berikut:
1.      Gangguan Indra
Gangguan indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran.
Gangguan Penglihatan. Beberapa murid mengalami masalah penglihatan yang masih belum diperbaiki. Jika Anda melihat murid Anda sering memicingkan mata. Membaca buku dari jarak yang amat dekat, sering mengucek-ucek mata, dan sering mengeluh karena pandangannya kabur atau suram, maka suruh mereka untuk memeriksakan diri.
 Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan penglihatan inti adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran) yang dengannya murid dapat belajar dengan baik. Anak yang lemah penglihatannya akan lebih baik disuruh duduk di bangku paling depan di kelas.
Gangguan Pendengaran. Gangguan pendengaran juga dapat menyulitkan murid dalam proses belajar. Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari dua kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jarji. Bahasa isyarat adalah sistem gerakan tangan yang melambangkan kata. Pengejaan jari adalah “mengeja” setiap kata dengan menandai setiap huruf dari satu kata. Pendekatan oral dan manual dipakai bersama untuk mengajar murid yang mengalami gangguan pendengaran.
Gangguan Fisik.
1.      Gangguan Ortopedik. Gangguan ortopedik biasanya berupa keterbatan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Cerebral palsy adalah gangguan yang beupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah, atau bicaranya tidak jelas.
2.      Gangguan kejang-kejang. Jenis yang paling banyak dijumpai adalah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadapa sensorimotor atau kejang-kejang. Epilepsi muncul dalam beberapa bentuk berbeda. Dalam bentuknya yang paling umum, yang dinamakan absent seizures, anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik), tetapi bisa terjadi beberapa kali sampai seratus kali dalam sehari. Dalam bentuk epilepsi lain, yang disebut tonic-clonic, anak akan kehilangan kesadarannya dan menjadi kaku, gemetar, dan bertingkah aneh.
Retardasi Mental
Selain inteligensinya rendah, anak dengan retardasi mental juga sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Keterampilan adaptif antara lain adalah keahlian memerhatikan dan merawat diri sendiri dan mengemban tanggung jawab sosial seperti berpakaian, buang air, makan, control diri, dan berinteraksi dengan kawan sebaya. Berdasarkan definisnya, retasrdasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi denga kehidupan sehari-hari. IQ rendah dan kemampuan beradaptasi yang rendah biasanya tampak sejak kanak-kanak, dan tidak tampak pada periode normal, dan keadaan retardasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit atau cedera otak.

MENGELOLA KELAS YANG BAIK DAN BENAR

Mengelola Kelas
Image result for mengelola kelas
Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif
            Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid (Charles, 2002; Everstson, Emmer, & Worsham, 2003). Para pakar dalam bidang manajemen kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalampemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola kelas. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kessempatan untuk menata diri (Kennedy, dkk., 2001). Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalm pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pemikiran social (Charles & Senter, 2002). Tren barudalam manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal ada diri murid (Freiberg, 1999). Secara historis, dalam manajemen kelas, guru dianggap sebagai pengatur. Dalam tren yang lebih menekankan pada pelajar, guru lebih dianggap sebagai pemandu, koordinator dan fasilitator (Freiberg, 1999; Kauffman,dkk, 2002). Model manajemen kelas yang baru bukan mengarah pada mode permisif. Penekanan pada perhatian dan regulasi diri murid bukan berate guru tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kelas (Emmer & Stough, 2001).

Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Prinsip Penataan Kelas
            Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat Anda pakai untuk menata kelas Anda (Evertson, Emmer, & Worsham, 2003):
1   Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang. Gangguan dapat terjadi di daerah yang sering dilewati. Daerah ini antara lain area belajar kelompok, bangku murid, meja guru, dll. Pisahkan area-area ini dan pastikan mudah untuk diakses.
2  Pastikan bahwa Anda dapat dengan mudah melihat semua murid. Tugas manajemen yang penting adalah memonitor murid secara cermat. Untuk itu, Anda  harus bisa melihat semua murid. Pastikan ada jarak pandang yang jelas dari meja Anda, lokasi instruksional, meja murid, dan semua murid. Jangan sampai ada yang tidak kelihatan.
3  Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses. Ini akan meminimalkan waktu persiapan dan perapian, dan mengurangi kelambatan dan gangguan aktivitas.
4  Pastikan murid daapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas. Tentukan dimana Anda dan murid Anda akan berada saat presentasi kelas diadakan. Untuk aktivitas ini, murid tidak boleh memindahkan kursi atau menjulurkan lehernya. Untuk mengetahui seberapa baik murid dapat melihat dari tempat mereka, duduklah di kursi mereka.

Gaya Penataan
            Dalam memikirkan bagaimana cara Anda mengorganisasikan ruang fisik kelas, Anda harus bertanya kepada diri sendiri tipe aktivitas pengajaran apa yang akan diterima murid. Pertimbangkan penataan fisik yang paling mendukung aktivitas ini (Crane, 2001; Fickes, 2001).
Penataan Kelas Standar
v  Gaya auditorium, Semua murid menghadap guru. Penataan ini membatasi kontak murid tatap muka dan guru bebas bergerak ke mana saja. Gaya ini sering dipakai ketika guru mengajar atau seseorang member presentasi ke kelas.
v  Gaya tatap muka, murid saling menghadap. Gangguan dari murid lain akan lebih besar pada susunan ini dibandingkan dengan gaya auditorium.
v  Gaya off-set, sejumlah murid (biasanya ttiga atau empat anak) duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
v  Gaya seminar, sejumlah besar murid (10 atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U. Gaya ini terutama efektif ketika Anda ingin agar murid berbicara satu sama lain atau bercakap-cakap dengan Anda.
v  Gaya klaster (cluster), sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil. Susunan ini terutama efektiff untuk aktivitas pembelajaran kolaboratif.
Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran
Strategi Umum
1 Menggunakan gaya otoritatif. Gaya manajemen kelas otoritatif berasal dari gaya parenting Diana Baumrind (1971, 1996). Seperti orang tua yang otoritatif, guru yang otoritatif akan punya murid yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman, dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi. Strategi manajemen kelas yang otoritatifakan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang independen tetapi strategi ini masih menggunakan sedikit monitoring murid. Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regulasi, menentukan standar dengan masukan dari murid.
2 restriktif dan punitive. Focus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka. Murid di kelas yang otoritarian ini cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan social, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.
3  Gaya manajemen kelas yang permisif. Gaya ini memberi otonomi yang banyak pada murid tapi tidak member banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Tidak mengejutkan, murid di kelas permisif cenderung punya keahlian akademik yang tidak memadai dan control diri yang rendah.

Secara keseluruhan, gaya otoritatif akan lebih bermanfaatbagi murid Anda ketimbang gaya otoriter dan permisif. Gaya yang otoritatif akan membantu murid Anda menjadi pembelajar yang aktif dan mampu mengendalikan diri.

Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
      Kounin menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dengan guru yang tidak efektif  bukan dalamcara mereka merespons perilaku menyimpang murid, tetapi berbeda  dalam cara mereka mengelolaaktivitas kelompoksecara kompeten. Berikut inikita akan fokus pada beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelasyang efektif dan tidak efektif.
1  Menunjukkan seberapa jauh mereka”mengikuti”. Kounin menggunakan istilah”withitness” untuk mendeskripsikan strategi dimana mereka senantiasa mengikuti apa yang terjadi.
2  Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Kounin mengamati bahwa beberapa guru tampaknya berpikir sempit,hanya menangani satu hal dalam satu waktu. Ini adalah strategi tidak efektif yang kerap menimbulkan interupsi aliran prosese belajar di kelas.
3  Menjaga kelancaran dan kontinuitas. Manajer yang efektif akan menjaga aliran pelajaran tetap lancer, mempertahankan minat murid dan tidak menjaga agar murid tidak mudah terganggu.
  
                              semoga berguna bagi anda

Sabtu, 08 April 2017

HASIL OBSERVASI SMK TRITECH




PENDAHULUAN

Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan orang tua dapat memberikan stimulus yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam merekaakan timbul dorongan berupa motivasi untuk belajar lebih baik.
Sukses dilandasi pada dua hal yaitu kemampuan dan kemauan. Saat orang ingin sukses berarti orang tersebut akan memiliki kemauan dan kemampuan yang telah diasahnya demi mencapai apa yang ia inginkan. Sukses para siswa ini sangat dipengaruhi seberapa besar motivasinya dan seberapa baik pengajaran guru di sekolah.
Pengajaran guru di dalam kelas mempengaruhi siswanya. Pengajaran yang baik akan membuat siswa-siswanya memahami pelajaran. Dalam hal ini kami akan melihat bagaimana pengajaran yang diberikan guru pada siswanya saat didalam kelas.
Dari berbagai alasan itulah kami melakukan observasi di sekolah SMK TRITECH INFORMATIKA ini. Kami ingin melihat “Adakah dan apakah motivasi siswa/siswi dalam proses pembelajaran di sekolah dan bagaimana proses pengajaran berlangsung?”.



LANDASAN TEORI
            Dalam proses belajar mengajar pastilah didorong oleh motivasi. Berdasarkan buku (Santrock,J.W. 2008. Psikologi pendidikan), motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.
            Perspektif tentang motivasi
1.      Perspektif Behavioral. Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid. Hal ini dapat menambah minat dan kesenangan pada pelajar, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat.
2.      Perspektif Humanistis. Menekankan pada kapasitas murid untuk mengemangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Dan kualitas positif seperti peka terhadap orang lain. Menurut hierarki kebutuhan, Abraham Maslow mengurutkan kebutuhan individual yang harus dipuaskan sebagai berikut :
Gambar terkait
3.      Perspektif Kognitif.  Pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribut mereka dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efktif.
4.      Perspektif Sosial. Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Kebutuhan ifliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu dengan teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan yang positif dengan guru.

Motivasi  Untuk Meraih Sesuatu

1.      Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Dimana motivasi ini sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman
2.      Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang dengan pelajaran itu.
Selain motivasi perkembangan pendidikan di sekolah berdampak pada makin banyaknya menajemen kelas yang beragam.Perkembangan inilah yang mempengaruhi berbagai perencanaan dan intruksi pengajaran di kelas demi mencapai tujuan tiap pelajaran.
            Berdasarkan buku (Santrock,  J.W. 2008. Psikologi pendidikan) ada 2 perancanaan dan intruksi dalam pembelajaran agar menejemen kelas itu bisa berjalan baik di sekolah dan di kelas, yaitu :
1. TEACHER CENTERED
            Teacher Centered memusatkan guru sebagai sumber dari ilmu.Dan perencanaan ini memiliki ciri-ciri semua dikontrol dan diarahkan oleh guru, ekspektasi guru yang tinggi atatas kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabuiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid.
Tiga alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan teacher-centered.
a. Menciptakan sasaran behavioral
            Sasaran behavioral adalah pernyataan tentang perubahan yang diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja. Menurut Robert Mager (1962), Mager percaya bahwa sasaran behavioral harus mengandung tiga bagian :
·                     Perilaku murid. Fokus pada apa yang akan dipelajari atau dilakukan murid.
·                     dimana perilaku terjadi. Menyatakan bagaimana perilaku akan di evaluasi atau dites.
·                     Kondisi Kriteria kinerja. Menentukan level kinerja yang dapat diterima.

 b. Menyusun taksonomi intruksional
            Taksonomi adalah sisitem klasifikasi.Taksonomi bloom dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan kawan-kawannya (1956). Taksonomi ini mengklasifasikan sasaran pendidikan menjadi tiga domain : kognitif, afektif, dan psikomotor.
Domain kognitif.
Taksonomi Kognitif Bloom mengandung enam sasaran (Bloom dkk., 1956):
-Pengetahuan.
-Pemahaman.
-Aplikasi.
-Analisis.
-Sintesis.
-Evaluasi.

Domain Afektif

Taksonomi afektif terdiri dari lima sasaran yang berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas (Krathwohl, Bloom, & Masia, 1964). Masing-masing dari lima sasaran itu mensyartkan agar murid menunjukkan tingkat komitmen atau intensitas emosional tertentu:
-Penerimaan.
-Respons.
-Menghargai.
-Pengorganisasian.
-Menghargai karakterisasi

Domain           Psikomotor. 

Sasaran psikomotor menurut Bloom adalah:
- Gerak refleks.
- Gerak fundamental dasar.
- Kemampuan perseptual.
- Kemampuan fisik.
- Gerakan terlatih.
- Perilaku nondiskusif.

Instruksi Langsung
Fokus instruksi langsung adalah aktivitas akademik; materi non-akademik (seperti mainan, game, dan teka teki) cenderung tidak dipakai; interaksi murid-guru (seperti percakapan atau perhatian tentang diri atau pribadi) juga tidak begitu ditekankan.

2. LEARNER CENTERED
Instruksi dan perencanaan learner-centered adalah pada siswa, bukan guru.Dalam sebuah studi, persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran yang posesif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting yang memperkuat motivasi dan prestasi murid (McCombs, 2001; McCombs & Quiat, 2001).
Learner-Centered Principles Work Group (1997) percaya bahwa selama dekade yang lalu riset psikologi yang relevan dengan pendidikan telah memberikan banyak informasi, dan meningkatkan pemahaman kita tentang aspek kognitif, emosional dan kontekstual dari pembelajaran.Kelompok kerja ini mengatakan bahwa prinsip psikologi learner-centered yang mereka usulkan telah didukung secara luas dan semakin banyak diadopsi di banyak kelas.

Beberapa Strategi Instruksional Learner-Centered


Pembelajaran Berbasis Problem. 

Pembelajaran berbasis problem menekankan pada pemecahan problem kehidupan nyata. Kurikulum berbasis problem akan memberi problem rill kepada murid, yakni problem yang muncul dalam kehidupan sehari-hari (Jones, Rasmussen, & Moffitt, 1997).
Pendekatan berbasis problem adalah pendekatan learner-centered.Dalam pembelajaran berbasis problem, perencanaan dan instruksinya sangat berbeda dengan pendekatan teacher-centered.Perencanaan dan instruksi dari guru sering kali menggunakan metode penjelasan dan presentasi dari guru, sedangkan pembelajaran berbasis problem fokusnya adalah pada suatu problem yang harus dipecahkan murid melalui kerja kelompok kecil.

Pertanyaan Esensial.
Pertanyaan esensial adalah pertanyaan yang merefleksikan inti dari kurikulum, hal yang paling penting yang harus dieksplorasi dan dipelajari oleh murid (Jacobs, 1997). Misalnya, dalam satu pelajaran pertanyaan esensialnya adalah: "Apa arti dari terbang?" Murid mengeksplorasi pertanyaan ini dengan memeriksa hewan-hewan mulai dari burung, tawon, ikan, dan pesawat ulang-alik bahkan sampai gagasan bahwa waktu itu "terbang" dan ide juga bisa "terbang". Pertanyaan awal ini kemudian diikuti dengan pertanyaan lain seperti "Bagaimana dan mengapa makhluk terbang di alam?" "Bagaimana penerbangan memengaruhi manusia?" "Bagaimanakah masa depan penerbangan?"

Pembelajaran Penemuan.
Pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah pembelajaran di mana murid menyusun pemahaman sendiri.Pembelajaran penemuan berbeda dengan pendekatan instruksi langsung, di mana guru menjelaskan secara langsung informasi jkepada murid.Dalam pembelajaran penemuan, murid harus mencari tahu sendiri.Pembelajaran penemuan ini berhubungan dengan ide Piaget, yang pernah mengatakan bahwa setiap kali Anda memberi tahu murid, maka murid tidak belajar.


Analisis Data
Data yang kami dapatkan terdiri dari 15 item yang mencakup 3 Pendekatan  dengan masing-masing pendekatan berjumlah 5 item. Data diolah dengan statistik deskriptif yaitu untuk mengamati,  mencatat perilaku, dan wawancara. Data ini menggunakan Tendency central  berupa modus. Kesimpulan ditarik berdasarkan  hasil pengamatan peneliti yang kemudian akan menunjukan bagaimana pendekatan motivasi, Teacher Centered,dan Learner Centered yang dikembangkan di SMK Informartika Tritech Medan.

Objek Atau Subjek
Data diambil disekolah SMK Informatika Tritech dengan subjek penelitian adalah  seorang tenaga pendidik ( yang sekaligus adalah wakli kepala sekolah sekolah SMK Tritech),  dan murid SMK Tritech Medan.  Adapun  nama Guru yang kami observasi adalah Bapak Hendra Subastian S.Kom. Ruangan yang dijadikan sebagai sampel (yang diobservasi ) ada dua yaitu, XI TKJ-2 Reguler dan XI TKJ-4 Reguler. Didalam ruangan yang pertama terdapat 24 siswa dan siswi.Dan ruangan kedua terdapat 20 siswa dan siswi. Dan ada juga beberapa siswa yang sempat diwawancarai terkait motivasi  memilih untuk masuk ke SMK tritech dan sistem pengajaran di dalam kelas.




JADWAL PELAKSANAAN
7 Maret 2017               :   Penentuan SMK yang akan diobservasi
9 Maret 2017               :   Menanyakan kebersediaan SMK untuk diobservasi
15 Maret 2017             :   Pengetikan surat izin sementara untuk akademik
24 Maret 2017             :   Pengantaran surat izin sementara ke akademik
27 Maret 2017             :   Pengambilan surat izin resmi
31 Maret 2017             :   Melakukan penelitian di SMK Tritech
1 April 2017                :   Melakukan analisis data


KALULASI BIAYA
Biaya transportasi       : Rp. 50.000,00


PELAKSANAAN

Penelitian dilakukan pada tanggal 31 Maret 2017 ke sekolah SMK Tritech Informatika . Kelompok berangkat dari rumah masing-masing dan titik kumpul di fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dan kumpul pada pukul 07.30wib .dan sampai disekolah SMK tersebut pada pukul 10.00 wib . Sebelum memasuki sekolah,kelompok terlebih dahulu meminta izin kepada Satpam untuk bertemu dengan kepala sekolah SMK tersebut. Setelah itu kelompok menjumpai kepala sekolah untuk kembali meminta izin. Lalu kami diminta untuk menunggu sebentar, ternyata kami hanya diperbolehkan 3 orang untuk memasuki ruangan yang diobservasi, tidak boleh sekaligus ramai-ramai,tetapi harus bergiliran. Setelah itu kami disuruh naik kelantai 2 untuk memasuki kelas 11,berhubung karena anak kelas 12 sedang persiapan Ujian Nasional. Setelah kami naik kelantai 2 ternyata kelas yang ingin kami observasi sedang beristirahat. Setelah bel masuk bunyi,kami pun memasuki ruangan dan mulai melakukan observasi. Kami juga mewawancarai siswa maupun guru yang berada diruangan tersebut. Begitulah proses sampai semua anggota kelompok observasi bergiliran memasuki kelas. Setelah selesai mengobservasi kelas tersebut.Kami mengucapkan terimakasih kepada guru dan siswa yang ada dikelas tersebut.Setelah selesai anggota kelompok pun keluar dari kelas dan menjumpai kembali kepala sekolah.Kami pun berjabat tangan dan melakukan foto bersama. Setelah keluar ruangan kepala sekolah , anggota kelompok pun mengabadikan beberapa foto didalam dan disekitar sekolah.

LAPORAN
Hasil Wawancara
Dari wawancara yang dilakukan kepada sampel guru pengajar dan  para siswa siswi SMK Tritech didapatkan hasil  sebagai berikut :

1.     Guru yg mengajar : Hendra Subastian S.kom

a.       Motivasi mengajar         :
            untuk mengembangkan materi yang sudah ia dapat dan  belajar   lebih jauh tentang jaringan.
b.      Praktik Pengajaran        : 
Teacher Center

2.    Beberasa siswa kelas 11.

Dela
a.       Motivasi Belajar di SMK         :
untuk menuntut ilmu di SMK agar dapat langsung  kerja.  Tapi masih menginginkan untuk kuliah karena  beberapa  instansi memerlukan pendidikan akhir minimal S1 bukan  SMK

b.      Praktik Pengajaran dikelas    :
rata-rata dalam bentuk ceramah dan  kerja  kelompok

Fadhil
a.       Motivasi Belajar di SMK         :
ingin langsung bekerja setelah lulus dengan mengutamakan skill  yang dimiliki

b.      Praktik Pengajaran Di Kelas:
rata-rata dengan menggunakan ceramah

Ridho
a.       Motivasi Belajar  di SMK       :
karena termotivasi dari keluarganya yang sudah bekerja setelah  lulus SMK sehingga ia termotivasi untuk memilih SMK   dibandingkan SMA.

b.      Praktik Pengajaran dikelas:
Kebanyakan dalam bentuk kerja kelompok. Namun dibeberapa jurusan lain lebih
menggunakan ceramah.

Omsa
a.       Motivasi Belajar di SMK         :
karena ekonomi, jika masuk ke SMA ia harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi agar lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Namun karena faktor ekonomi ia lebih memilih SMK karena eskolahnya lebih ke pelatihan, langsung bisa mencari pekerjaan dengan modal skil yang sudah ia dapat. Sehingga ia bisa mencari kerja sampingan untuk mendapatkan uang, agar dia bisa lanjut kuliah dengan uang hasil pekerjaan yang sudah dia dapat.
b.      Praktik Pengajaran dikelas :
Dalam bentuk kerja kelompok dan ceramah. Dan tergantung pada jurusan apa.

Dikarenakan kami mendengar beberapa sample menyatakan tiap jurusan memiliki kecenderungan pengajaran yang berbeda, maka kami melakukan wawancara dengan pertanyaan tentang jurusan-jurusan tersebut. Kami mendapatkan hasil 5 jurusan dengan kecenderungan pengajarannya masing-masing :
1. Jurusan Multimedia                                     : Biasanya seimbang antara ceramah dan praktikum
kelompok
2. RPL ( Rekayasa Perangkat Lunak )            : Lebih kepada praktikum kelompok
3. Perbankan Syariah                                      : Biasanya seimbang antara ceramah dan presentasi
                                                                        kelompok
4. TKJ ( Teknik Komputer Jaringan )             : Lebih kepada praktikum pribadi
5. Akuntansi                                                    : Lebih kepada praktikum pribadi


Hasil Observasi
Ruangan yg di observasi :
XI TKJ - 2 Reguler( Jumlah murid 24 siswa)
            Pada observasi ini, kami melihat sistem pengajaran menggunakan teknik Teacher Center dengan metode ceramah.Dan seluruh murid dalam kondisi yang tertib.

XI TKJ - 4 Reguler( Jumlah murid 20 siswa)
            Pada observasi ini kami melihat sistem pengajaran menggunakan teknik  Learned Center dengan metode pengerjaan kelompok. Dan seluruh murid dalam kondisi tertib


Kesimpulan
            Pada data diatas kami menyimpulkan bahwa tiap jurusan memiliki praktik pengajaran di SMK Tritech pada tiap jurusan berbeda-beda.Hal ini dipengaruhi oleh keperluan dari pengajaran yang baik dan disesuaikan dengan pelajaran yang ada.
            Dan kami dapat menyimpulkan bahwa murid-murid di SMK Tritech memiliki motivasi belajar dikarenakan  setelah tamat SMK  dapat langsung bekerja namun, tidak menutup keiinginan untuk melanjutkan kuliah agar mendapatkan pekerjaan lebih baik.


DESAIN POSTER


Description: C:\Users\HP\Documents\Kuliah\SEMESTER 2\Pendidikan\observasi\1491571100692.jpg

Description: ../Documents/Kuliah/SEMESTER%202/Pendidikan/observasi/1491571102734.jpg

EVALUASI


Dalam melaksanakan tugas Psikologi Pendidikan ini, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. Kelompok kami terlalu lama mengantaran surat izin sementara ke akademik, sehingga jadwal untuk melakukan di SMK Tritech jadi diundur. Lalu jadwal untuk melakukan penelitian di SMK Tritech kembali harus diundur, karena para siswa/i di SMK tersebut melaksanakan ujian, sehingga pada akhirnya penelitian baru bisa dilakukan pada tanggal 31 Maret 2017.

Dihari kami akan melakukan observasi, kami sepakat untuk pergi bersama-sama ke lokasi dengan berkumpul terlebih dahulu di fakultas Psikologi USU pada pukul 7.30 WIB. Namun beberapa dari anggota kelompok kami mengalami keterlambatan karena beberapa hal, sehingga kami baru bisa berangkat dari fakultas  pukul 08.30 WIB dan sampai dilokasi pada pukul 10.00 WIB.
Dalam melakukan penelitian, terjadi beberapa hal yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah kami susun. Seperti, ternyata yang diperbolehkan untuk memasuki ruangan yang diobservasi hanya 3 orang, tidak boleh sekaligus ramai-ramai,tetapi harus bergiliran. Sehingga kami yang beranggotakan 7 orang dalam kelompok, harus secara bergantian memasuki ruangan untuk mengobservasi.
Dalam segi pembiayan, semua pengeluaran sesuai dengan yang dikalkulasikan, yaitu Rp. 50.000,00. Jumlah tersebut merupakan uang transportasi pulang dan pergi dari fakultas Psikologi USU ke SMK Tritech. Secara keseluruhan, penelitian yang kami lakukan ini berjalan dengan cukup lancar. Meskipun terdapat beberapa hal yang menghambat penelitian kami ini, namun semua nya bisa diatasi dan penelitian ini bisa tetap berjalan






TESTIMONI
1.      Rahul Alexander :
Tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan kali ini menurut saya sangat menarik, karena dengan tugas ini, kami mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.Yaitu dengan langsung terjun ke sekolah SMK Tritech untuk menyelesaikan tugas ini.Sungguh-sunggug pengalaman yang luar biasa.
2.      BILLY FEBRINANDUS SARAGIH
Perasaan saya setelah melakukan observasi di SMK TRITECH INFORMATIKA adalah merasa senang sekaligus bangga.Mengapa saya bilang demikian, karena saya mengobservasi SMK yang sangat bagus yang ada di Medan.Saya juga bisa mengamati perilaku siswa didik yang ada di SMK tersebut.Sebagai mahasiswa ini pengalaman pertama saya melakukan observasi ke sekolah dan saya merasa bangga disitu.Saya bisa mengaplikasikan ilmu yang saya dapat di kuliah dengan mengobservasi siswa didik tersebut, meskipun ilmu yang saya dapat belum seberapa.Sekali saya mengatakan ini adalah pengalaman yang sangat berkesan di hidup saya.
3.      fitri Amelia
Dalam merencanakan tugas observasi disekolah.Ternyata kelompok kami mendapakan tugas observasi disekolah SMK.Awalnya saya pribadi lebih suka disekolah TK/SD tapi ternyata dapat nya di SMK gapapa deh. Setelah mendapatkan tugas untuk observasi di sekolah SMK pertama kami mencari sekolah SMK mana yang mau kami tuju setelah mendapatkannya kami meminta izin kepada pihak sekolah untuk diobservasi dan kemudian kami meminta izin kepada kampus untuk mengeluarkan surat bahwa kami ingin melakukan observasi.
Setelah semua surat selesai dan sudah di izinkan kami pun memutuskan untuk melakukan observasi pada hari jum’at tanggal 31/03/2017.  Kami berangkat dari kampus pukul 08:30 yang awalnya mau pergi jam 8 terhalang karena go car yang lama. Setelah di jemput oleh go car kami pun berangkat ke sekolah tersebut. Di dalam perjalanan kami merasa takut jika nanti tidak berhasil atau pun sukses. Akhirnya kami tiba disekolah , dan kami pun menuju meja piket untuk registrasi kelas mana yang boleh di observasi setelah selesai kami pun melakukan observasi di kelas 11. Rasanya senang juga ada capek nya karna kami juga di suru menunggu oleh kepala sekolah nya. Dan setelah selesai kami pun kembali ke kampus untuk mendiskusikan tugas ini.
4.      Nur Anisa Putri
Setelah saya menjalani observasi ke sekolah tersebut saya mendapatkan pengalaman yang baru, hal yang baru, yang belum pernah saya lakuin sama sekali. Mulai dari mengobservasi ke sekolah, mewawancarai guru, tampil di depan anak SMK.  Jujur saya merasa bangga pada diri saya sendiri karena saya mampu menjalankan observasi tersebut dengan semampu saya.Dari pengalam tersebut saya menjadi orang yang lebih PD, lebih teliti, dan harus menampilkan hal yg baik, karena penampilan juga no satu.Ini sungguh pengalaman yang luar biasa buat saya, ilmu saya juga bertambah, dari hal yang tidak tau menjadi tau.Pendapat saya juga mengenai sekolah tersebut yaitu sekolahnya cukup nyaman dan bagus.Keadaan kekas jg tertata dengan rapi, siswa dan siswinya juga ramah.Begitu juga dengan para guru yang ada.
Saran saya untuk sekolah tersebut adalah agar selalu menjadi sekolah yang berprestasi agar siswa siswinya tidak kalah bersaing dengan SMA Negeri yang lainnya.Walaupun skolah tersebut swasta, tapi tidak kalah bagus dengan sekolah-sekolah yang lainnya.
5.      Habibie Arrasyid
Obeservasi yang dilakukan susah susah mudah, apalagi dilakukan dengan remaja yang umurnyabtidak jauh berbeda dengan kami. Tapi dengan observasi ini kami mendapatkan sebuah pembelajaran yang berharga bahwa tidak mudah mengkondisikan ketika kita berhadapan dengan siswa sma dengan beragam tingkah laku
6.      Iin Christin
Selama melakukan observasi di SMK Tritech, butuh kesabaran dan kedisiplinan.Ditengah suasana yang sedang sibuk untuk persiapan UN kami harus dapat mengobservasi para siswa dan siswi yang ada disana.Peraturan di SMK Tritech juga cukup ketat, contohnya pemisahan tangga masuk dan keluar antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan perempuan tidak di izinkan duduk berdekatan  dan  juga cara berpakaian. Melalui Observasi ini saya dapat pelajaran baru dan menyenangkan.
7.      Khadijah Zahira Haq
Secara pribadi saya menyukai tugas observasi ini.Karena saya dapat terjun langsung kelapangan untuk melihat peristiwa nyata bukan melalui buku. Tapi saya sangat berharap untuk tidak mendapatkan SMK  sih.. ya namun takdir berkata lain. Namun, saya menerima hal ini dan mengerjakannya sepenuh hati saya.Dari sisi pengerjaan ada senang dan kecewanya. Karena surat izin resmi fakultas yang lama keluar membuat SMK yang kami tuju hamper membatalkan penerimaan observasi kami. Kepala sekolahnya jadi menyarankan kami untuk setelah UN saja. Tapi saya bersyukur memiliki ibu yang peduli dengan saya sehingga ia membantu saya untuk kembali mendapatkan izin observasi. Dan pada akhirnya kamipun diizinkan.Observasi yang berjalan di esok harinya sangat memberikan kami kenangan dan pelajaran untuk pertama kalinya tentang observasi. Dengan guru-guru yang ramah hingga para murid yang ramah membuat kami nyaman dengan SMK tersebut. Fasilitas yang baik dari SMK tersebut juga kami rasakan.