Senin, 03 Juli 2017

MENGELOLA KELAS YANG BAIK DAN BENAR

Mengelola Kelas
Image result for mengelola kelas
Mengapa Kelas Perlu Dikelola Secara Efektif
            Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid (Charles, 2002; Everstson, Emmer, & Worsham, 2003). Para pakar dalam bidang manajemen kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalampemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola kelas. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kessempatan untuk menata diri (Kennedy, dkk., 2001). Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalm pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pemikiran social (Charles & Senter, 2002). Tren barudalam manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal ada diri murid (Freiberg, 1999). Secara historis, dalam manajemen kelas, guru dianggap sebagai pengatur. Dalam tren yang lebih menekankan pada pelajar, guru lebih dianggap sebagai pemandu, koordinator dan fasilitator (Freiberg, 1999; Kauffman,dkk, 2002). Model manajemen kelas yang baru bukan mengarah pada mode permisif. Penekanan pada perhatian dan regulasi diri murid bukan berate guru tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kelas (Emmer & Stough, 2001).

Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Prinsip Penataan Kelas
            Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat Anda pakai untuk menata kelas Anda (Evertson, Emmer, & Worsham, 2003):
1   Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang. Gangguan dapat terjadi di daerah yang sering dilewati. Daerah ini antara lain area belajar kelompok, bangku murid, meja guru, dll. Pisahkan area-area ini dan pastikan mudah untuk diakses.
2  Pastikan bahwa Anda dapat dengan mudah melihat semua murid. Tugas manajemen yang penting adalah memonitor murid secara cermat. Untuk itu, Anda  harus bisa melihat semua murid. Pastikan ada jarak pandang yang jelas dari meja Anda, lokasi instruksional, meja murid, dan semua murid. Jangan sampai ada yang tidak kelihatan.
3  Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses. Ini akan meminimalkan waktu persiapan dan perapian, dan mengurangi kelambatan dan gangguan aktivitas.
4  Pastikan murid daapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas. Tentukan dimana Anda dan murid Anda akan berada saat presentasi kelas diadakan. Untuk aktivitas ini, murid tidak boleh memindahkan kursi atau menjulurkan lehernya. Untuk mengetahui seberapa baik murid dapat melihat dari tempat mereka, duduklah di kursi mereka.

Gaya Penataan
            Dalam memikirkan bagaimana cara Anda mengorganisasikan ruang fisik kelas, Anda harus bertanya kepada diri sendiri tipe aktivitas pengajaran apa yang akan diterima murid. Pertimbangkan penataan fisik yang paling mendukung aktivitas ini (Crane, 2001; Fickes, 2001).
Penataan Kelas Standar
v  Gaya auditorium, Semua murid menghadap guru. Penataan ini membatasi kontak murid tatap muka dan guru bebas bergerak ke mana saja. Gaya ini sering dipakai ketika guru mengajar atau seseorang member presentasi ke kelas.
v  Gaya tatap muka, murid saling menghadap. Gangguan dari murid lain akan lebih besar pada susunan ini dibandingkan dengan gaya auditorium.
v  Gaya off-set, sejumlah murid (biasanya ttiga atau empat anak) duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
v  Gaya seminar, sejumlah besar murid (10 atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U. Gaya ini terutama efektif ketika Anda ingin agar murid berbicara satu sama lain atau bercakap-cakap dengan Anda.
v  Gaya klaster (cluster), sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil. Susunan ini terutama efektiff untuk aktivitas pembelajaran kolaboratif.
Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran
Strategi Umum
1 Menggunakan gaya otoritatif. Gaya manajemen kelas otoritatif berasal dari gaya parenting Diana Baumrind (1971, 1996). Seperti orang tua yang otoritatif, guru yang otoritatif akan punya murid yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman, dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi. Strategi manajemen kelas yang otoritatifakan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang independen tetapi strategi ini masih menggunakan sedikit monitoring murid. Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regulasi, menentukan standar dengan masukan dari murid.
2 restriktif dan punitive. Focus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka. Murid di kelas yang otoritarian ini cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan social, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.
3  Gaya manajemen kelas yang permisif. Gaya ini memberi otonomi yang banyak pada murid tapi tidak member banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Tidak mengejutkan, murid di kelas permisif cenderung punya keahlian akademik yang tidak memadai dan control diri yang rendah.

Secara keseluruhan, gaya otoritatif akan lebih bermanfaatbagi murid Anda ketimbang gaya otoriter dan permisif. Gaya yang otoritatif akan membantu murid Anda menjadi pembelajar yang aktif dan mampu mengendalikan diri.

Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
      Kounin menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dengan guru yang tidak efektif  bukan dalamcara mereka merespons perilaku menyimpang murid, tetapi berbeda  dalam cara mereka mengelolaaktivitas kelompoksecara kompeten. Berikut inikita akan fokus pada beberapa perbedaan antara manajer kelompok kelasyang efektif dan tidak efektif.
1  Menunjukkan seberapa jauh mereka”mengikuti”. Kounin menggunakan istilah”withitness” untuk mendeskripsikan strategi dimana mereka senantiasa mengikuti apa yang terjadi.
2  Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Kounin mengamati bahwa beberapa guru tampaknya berpikir sempit,hanya menangani satu hal dalam satu waktu. Ini adalah strategi tidak efektif yang kerap menimbulkan interupsi aliran prosese belajar di kelas.
3  Menjaga kelancaran dan kontinuitas. Manajer yang efektif akan menjaga aliran pelajaran tetap lancer, mempertahankan minat murid dan tidak menjaga agar murid tidak mudah terganggu.
  
                              semoga berguna bagi anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar